Sekolah

Jenis-jenis Kerumunan dengan Alasan dan Contoh Kegiatannya

Advertisements

Kali ini, saya akan membahas topik Sosiologi yang mencakup berbagai jenis kerumunan. Apa saja jenis-jenis kerumunan yang dapat kita temui? Mari kita bahas bersama, simak!

Sebelumnya, pernahkah Anda menghadiri pesta ulang tahun teman atau menonton konser musik? Tempat-tempat tersebut cenderung ramai dan dihuni oleh banyak orang, bukan? Ada berbagai jenis kerumunan yang dapat ditemui dalam berbagai konteks, dan kita akan membahasnya lebih lanjut.

Pengertian Kerumunan

Sebelum memasuki pembahasan lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu konsep kerumunan dalam ilmu Sosiologi. Dalam konteks ini, kerumunan diartikan sebagai kumpulan orang yang berkumpul di suatu tempat tanpa perencanaan yang terstruktur, seringkali terjadi secara spontan.

Kumpulan orang ini memiliki variasi yang berasal dari tujuan dan aktivitas yang mereka lakukan. Dengan demikian, mari kita lihat beberapa jenis kerumunan yang perlu kita ketahui.

1. Formal Audience

Jenis kerumunan ini dapat ditemui dalam konteks formal seperti saat orang berkumpul untuk nonton bioskop atau menghadiri pesta ulang tahun. Mereka memiliki tujuan dan pusat perhatian yang sama, yaitu menikmati acara tersebut.

2. Planned Expressive Groups

Berbeda dengan formal audience, planned expressive groups berkumpul dengan tujuan yang sama, tetapi pusat perhatian mereka tidak selalu fokus pada satu hal tertentu. Contohnya adalah ketika siswa merayakan kelulusan atau orang berdansa di sebuah pesta.

3. Inconvenient Causal Crowds

Jenis kerumunan ini terbentuk karena orang-orang memiliki tujuan yang sama, seperti menggunakan fasilitas umum di stasiun kereta api atau halte bus. Meskipun memiliki tujuan serupa, kerumunan ini bersifat sementara.

4. Spectator Causal Crowds

Saat orang berkumpul untuk menyaksikan suatu kejadian, seperti kecelakaan di jalan atau pertandingan olahraga, mereka membentuk spectator causal crowds. Kerumunan ini terdiri dari individu yang memiliki minat atau rasa ingin tahu terhadap peristiwa tersebut.

Baca juga : Globalisasi: Pengertian, Pengaruh, dan Contohnya

5. Panic Causal Crowds

Jenis kerumunan ini terbentuk sebagai respons terhadap kepanikan atau ketegangan yang disebabkan oleh suatu peristiwa. Misalnya, orang berbondong-bondong keluar dari gedung yang terbakar untuk menyelamatkan diri.

6. Acting Lawless Crowds

Acting lawless crowds adalah kerumunan yang memiliki tujuan khusus, seringkali menggunakan kekuatan fisik, dan melanggar norma-norma sosial. Contohnya adalah kerusuhan suporter sepak bola.

7. Immoral Lawless Crowds

Jenis kerumunan ini melakukan tindakan melanggar norma di masyarakat dan memiliki niatan awal untuk membuat kerusuhan. Contohnya adalah kelompok remaja yang melakukan vandalisme.

Jenis Lainnya

Di luar ketujuh jenis kerumunan yang telah dijelaskan, masih ada tiga jenis kerumunan lain yang menjadi perdebatan di kalangan ahli sosiologi. Perdebatan ini adalah wajar dalam dunia ilmu pengetahuan, dan sifat ilmu Sosiologi yang kumulatif memungkinkan adanya pembaruan berdasarkan penelitian terbaru dan kredibel.

1. Passive Crowds

Jenis kerumunan ini terdiri dari orang-orang yang berada di suatu tempat tanpa melakukan aktivitas apa pun. Kritik terhadap passive crowds muncul karena dianggap mirip dengan agregat, yang akan kita bahas pada poin berikutnya.

2. Demonstrasi atau Massa

Demonstrasi atau massa adalah kerumunan yang terorganisir, seperti demonstrasi buruh atau unjuk rasa mahasiswa. Meskipun terorganisir, demonstrasi ini juga mendapatkan kritik karena dianggap tidak jauh berbeda dengan kelompok sosial, mengingat syarat-syarat terjadinya kumpulan sosial dan demonstrasi seringkali sama.

3. Publik atau Agregat

Publik atau agregat adalah orang-orang yang berada di tempat yang sama, baik secara fisik atau di dunia maya. Mereka bisa terhubung secara digital atau melalui internet. Kerumunan agregat dibagi menjadi residential aggregate (orang yang tinggal di tempat yang sama, seperti apartemen atau perumahan) dan functional aggregate (orang yang memiliki status dan peran masing-masing, namun tidak dapat dianggap sebagai kelompok sosial).

Dalam kesimpulannya, kerumunan dapat dibedakan berdasarkan tujuan dan aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya. Dengan memahami berbagai jenis kerumunan ini, kita dapat mengenali dinamika sosial yang terjadi di sekitar kita dan memahami interaksi antarindividu dalam berbagai konteks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *