Penelitian

Ilmuwan Ungkap Jejak Gempa Megathrust di Zaman Kuno

Advertisements

Peneliti asal Spanyol telah mengungkap jejak gempa megathrust kuno melalui studi reruntuhan Kuil Ular Berbulu di Meksiko. Gempa megathrust, yang dikenal dengan kekuatan potensial mencapai magnitudo 9, menarik perhatian para pakar geografi dan badan penanggulangan bencana.

Raúl Pérez-López dari Institut Geologi dan Pertambangan Spanyol memimpin penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa gempa terjadi antara tahun 100 dan 600 M. Kuil Ular Berbulu berada di Kota Teotihuacan, sebuah kota kuno di timur laut Meksiko yang memiliki populasi sekitar 100.000 jiwa pada masa kejayaannya antara 150 SM dan 650 SM.

 Runtuh Akibat Gempa Megathrust Magnitudo 8,6

Kuil ini kini dipenuhi reruntuhan, dan López serta tim peneliti lainnya menduga kehancurannya disebabkan oleh gempa megathrust dengan kekuatan magnitudo 8,6. Dalam artikel penelitian berjudul “Teotihuacan ancient culture affected by megathrust earthquakes during the early Epiclassic Period (Mexico)”, López menguraikan bahwa gempa tersebut mengguncang kota dari barat daya hingga timur laut.

“Gempa bumi megathrust adalah peristiwa seismik yang paling dahsyat yang pernah didokumentasikan,” ungkap López seperti dilansir Live Science. Analisis awal menunjukkan penurunan populasi di sekitar kuil mungkin disebabkan oleh perang dan kelaparan, tetapi penelitian terbaru mengidentifikasi gempa sebagai penyebab utama.

 Penemuan Kerusakan dan Ketahanan Bangunan

Penelitian juga mengungkap ketahanan bangunan kuno setelah gempa. Kuil Ular Berbulu menunjukkan kerusakan signifikan, termasuk keretakan pada blok-blok batu andesit. Masyarakat masa lalu, setelah gempa, tampaknya menyembunyikan kerusakan yang mencolok dan memperbaiki struktur yang rusak.

“Meski bangunan tidak sepenuhnya hancur, dampak gempa besar menyebabkan penurunan populasi dan mengganggu struktur sosial serta politik kota,” kata López. Masyarakat Teotihuacan kemudian memperkuat struktur bangunan mereka, seperti Piramida Matahari, untuk mengantisipasi gempa di masa depan.

López menambahkan, “Pembangunan struktur yang lebih kokoh, seperti Piramida Matahari, adalah respon awal masyarakat terhadap gempa besar, dengan tujuan melindungi bangunan mereka dari kerusakan lebih lanjut.”

Penelitian ini tidak hanya mengungkap dampak fisik dari gempa, tetapi juga bagaimana bencana seismik dapat mengguncang fondasi sosial dan politik suatu peradaban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *