Uncategorized

Gifted Kid Burnout: Kelelahan Mental pada Anak Berbakat

Advertisements

Anak-anak berbakat seringkali dikenal karena keahlian mereka dalam berbagai bidang, seperti matematika atau bahasa. Namun, di balik pencapaian tersebut, mereka juga bisa mengalami yang dikenal sebagai “gifted kid burnout” atau kelelahan anak berbakat. Apa itu dan bagaimana dampaknya?

Pengertian Gifted Kid Burnout

Menurut Monika Roots, MD, psikiater anak dan pendiri Bend Health, gifted kid burnout terjadi ketika anak berbakat merasa kelelahan, frustrasi, dan menurun motivasinya akibat tekanan untuk selalu berprestasi dan memenuhi ekspektasi yang tinggi. “Anak berbakat sering merasa seperti berlomba tanpa garis finish, dengan tekanan yang terus meningkat, yang membuat mereka merasa tidak pernah bisa mencapai tujuan mereka,” jelas Roots.

Kondisi ini membuat anak merasa tertekan secara mental, emosional, dan fisik karena harus terus berusaha memenuhi standar yang terus meningkat.

Gejala Gifted Kid Burnout

Rachel Goldberg, licensed marriage and family therapist (LMFT) dan pendiri Rachel Goldberg Therapy, menyebutkan bahwa kelelahan anak berbakat dapat muncul dalam berbagai bentuk. Gejala ini mungkin termasuk penurunan kinerja akademis dan motivasi, serta peningkatan sifat mudah marah, penarikan diri dari pergaulan, atau masalah kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), atau gangguan makan.

Seberapa Umum Gifted Kid Burnout?

Belum ada penelitian khusus mengenai seberapa umum fenomena ini terjadi di kalangan anak berbakat. Namun, burnout sendiri adalah masalah yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja secara umum, termasuk mereka yang berbakat. Dr. Goldberg menyatakan bahwa burnout pada anak berbakat memang cukup umum dan seringkali bersifat sementara, meskipun dalam beberapa kasus bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Faktor Penyebab Gifted Kid Burnout

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan burnout pada anak berbakat meliputi:

  1. Tingginya Tuntutan: Anak-anak berbakat mungkin merasa mudah berprestasi pada awalnya, namun saat ekspektasi meningkat dan beban kerja bertambah, mereka mulai mengalami kesulitan.
  2. Tekanan Eksternal: Tekanan dari orang tua atau guru yang menetapkan ekspektasi tinggi dapat menambah beban pada anak. “Jika orang tua atau guru terus-menerus menuntut lebih banyak dari anak berbakat, anak tersebut dapat mengalami stres dan kelelahan,” ujar Goldberg.

Dampak Gifted Kid Burnout

Gifted kid burnout dapat terlihat berbeda pada setiap anak, tergantung pada keadaan hidup, kepribadian, usia, dan temperamen mereka. Tanda-tanda burnout dapat mirip dengan burnout pada umumnya, seperti kelelahan, keterasingan dari kegiatan sekolah, dan penurunan kinerja.

Anak-anak mungkin mengalami gejala fisik seperti nyeri perut, mual, sakit kepala, pusing, insomnia, atau hipersomnia. Gejala emosional bisa termasuk penutupan diri dan kurangnya motivasi.

Baca juga : Penemuan Air di Planet Mirip Bumi: Tanda Adanya Kehidupan?

Strategi untuk Mencegah Gifted Kid Burnout

Jika Anda orang tua dari anak berbakat, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah burnout:

  1. Jangan Menekankan Kesempurnaan: Ajari anak bahwa tidak perlu sempurna untuk diterima dan dicintai.
  2. Kembangkan Pola Pikir yang Positif: Dorong anak untuk belajar dari kegagalan dan mengembangkan “pola pikir berkembang”.
  3. Beragam Aktivitas: Ajak anak untuk berpartisipasi dalam hobi dan kegiatan ekstrakurikuler selain akademis.
  4. Istirahat: Pastikan anak memiliki waktu istirahat dari belajar.
  5. Hindari Perbandingan: Jangan bandingkan prestasi anak dengan saudara kandung, teman, atau prestasi orang tua.
  6. Pentingnya Pilihan: Diskusikan dengan anak mengenai keikutsertaan mereka dalam program berbakat atau kelas akselerasi dan biarkan mereka membuat keputusan.

Jika Anda khawatir tentang kondisi anak Anda, konsultasikan dengan konselor sekolah, guru, atau terapis anak untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Semoga penjelasan ini membantu Anda lebih memahami fenomena gifted kid burnout dan bagaimana cara mengatasinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *