Eksplorasi Tokoh Sosiologi dan Teorinya
Terkait dengan dunia sosiologi, tokoh-tokoh sosiologi mana saja yang sudah kamu kenal? Pada kesempatan kali ini, saya ingin memperkenalkan beberapa tokoh kunci dalam sosiologi beserta teori-teorinya. Teruslah membaca untuk mengenal kontribusi mereka dan memahami ajaran-ajaran yang mereka sampaikan.
“Sejak kapan ilmu sosiologi ada?”
“Sebutkan beberapa tokoh sosiologi yang terkemuka!”
“Siapa yang dianggap sebagai bapak sosiologi?”
Ilmu sosiologi memang tergolong baru jika dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya, karena muncul sekitar 200 tahun yang lalu, terutama berkat karya Auguste Comte. Meskipun sosiologi adalah disiplin baru, konsep-konsepnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno, di mana tokoh-tokoh seperti Aristoteles, Plato, dan Socrates merenungkan sifat masyarakat yang ideal dan kriteria untuk pemilihan pemimpin.
Mari kita telusuri dunia sosiologi untuk mengenal secara sistematis para ahli sosiologi beserta teori-teori mereka.
Tokoh Pendiri Sosiologi
Sosiologi tidak lahir hanya karena satu individu atau beberapa tokoh. Sosiologi berkembang seiring dengan kemajuan manusia. Namun, ada beberapa tokoh yang secara signifikan membentuk dan mengembangkan sosiologi.
Auguste Comte
Auguste Comte, dengan nama lengkap Isidore Marie Auguste François Xavier Comte, lahir pada 19 Januari 1798, dan meninggal pada 5 September 1857, terkenal sebagai Bapak Sosiologi. Gelar ini diberikan karena upayanya yang tak kenal lelah untuk menjadikan sosiologi sebagai “Ilmu Fenomena Sosial.”
Mengapa Comte dijuluki Bapak Sosiologi? Karena Comte bekerja keras untuk menjadikan sosiologi sebagai “Ilmu Fenomena Sosial.” Dia percaya bahwa analisis ilmiah dapat menemukan hukum yang mengatur kehidupan sosial kita, yang melahirkan konsep Fisika Sosial atau Social Physics, yang berisi hukum-hukum atau rumus-rumus sosial.
Dari Social Physics muncul “Hukum Tiga Tahap,” di mana Comte mengusulkan bahwa masyarakat melalui tahapan perubahan yang berbeda, yaitu tahap teologis, metafisis, dan positivis. Tahapan ini menjelaskan fenomena sosial dalam konteksnya masing-masing.
Max Weber
Berbeda dengan matematika, ilmu sosial selalu melibatkan perbedaan pendapat di antara para ahli yang dapat bersama-sama diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Nah, Max Weber, tokoh asal Jerman yang lahir pada 21 April 1864, dan meninggal pada 14 Juni 1920, adalah contoh keragaman pemikiran.
Max Weber, yang sering disebut sebagai Bapak Pemahaman, memperkenalkan konsep tindakan sosial. Menurutnya, ilmu sosial berbeda dengan ilmu alam, sehingga kita tidak bisa menggunakan fenomena dengan hukum. Berbeda dengan pandangan Comte sebelumnya, Weber menggunakan pendekatan sosiologis berdasarkan interpretasi.
Jika sekarang kamu tahu tentang “tindakan sosial,” itu merupakan hasil pemikiran Weber. Kamu akan mempelajari tindakan sosial pada Bab Interaksi Sosial di Kelas 10. Selain itu, Max Weber juga menjelaskan bahwa sosiologi tidak hanya bisa dikaji pada tingkat makro (masyarakat) tetapi juga pada tingkat mikro (individu dalam suatu masyarakat).
Karl Marx
Berikut pertanyaan untukmu: Siapakah tokoh sosiologi klasik yang dikenal dengan perspektif konflik? Jawabannya ada dalam diskusi mengenai tokoh sosiologi ini.
Karl Marx, yang sering dijuluki sebagai Godfather, dengan nama lengkap Karl Heinrich Marx, lahir pada 5 Mei 1818, dan meninggal pada 14 Maret 1883, memiliki pentingnya dalam perkembangan ilmu sosiologi dan disiplin lain seperti ekonomi.
Marx merumuskan perspektif “Have vs Have Not,” yang menyoroti konflik abadi antara mereka yang memiliki (have) dan mereka yang tidak memiliki (have not). Struktur ini menyerupai piramida, di mana mereka yang memiliki atau berkuasa jumlahnya lebih sedikit tetapi posisinya lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki.
Kontribusi Marx termasuk konsep perjuangan kelas, suatu gagasan yang memiliki relevansi besar dalam masyarakat. Kamu akan menjelajahi pandangan Marx tentang perubahan sosial di Kelas 12.
David Emile Durkheim
Berbicara tentang topik yang berkaitan dengan ekonomi, David Emile Durkheim menawarkan wawasan tentang masalah sosial dan ekonomi, melengkapi pandangan seperti Karl Marx. Lahir pada 15 April 1858, dan meninggal pada 15 November 1917, Durkheim fokus pada dampak revolusi industri terhadap solidaritas sosial.
Durkheim melihat revolusi industri melalui lensa perubahan solidaritas sosial. Awalnya bersifat mekanik, solidaritas berubah menjadi solidaritas organik. Konsep ini akan kamu pelajari di Kelas 12 dalam topik perubahan sosial.
Durkheim juga mendiskusikan topik bunuh diri, aspek yang tidak biasa tetapi informatif yang menurutnya berkorelasi dengan perubahan sosial yang lebih luas.
Baca juga : Ragam Bentuk Perubahan Sosial dalam Masyarakat
Tokoh Sosiologi yang Terlupakan
Menariknya, ada tokoh-tokoh dan teori-teori sosiologi yang, meskipun memberikan kontribusi yang signifikan, sering terlupakan. Menjelajahi pemikiran mereka dapat memberikan wawasan berharga.
Ibnu Khaldun
Abu Zayd ‘Abd ar-Rahman Ibn Muhammad Ibn Khaldun, lahir pada 27 Mei 1332, dan meninggal pada 17 Maret 1406, dikenal karena karyanya, “Muqaddimah.” Istilah ini berasal dari Bahasa Arab dan setara dengan pengantar dalam Bahasa Indonesia.
Karya Ibnu Khaldun berfokus pada perbedaan antara masyarakat yang menetap dan nomaden, memberikan wawasan kritis untuk memahami perkembangan peradaban manusia. Teorinya sangat penting untuk memahami perkembangan peradaban manusia dan pembentukan negara.
Harriet Martineau
Dalam diskusi mengenai tokoh sosiologi, mungkin terlihat dominasi tokoh pria. Namun, Harriet Martineau, lahir pada 12 Juni 1802, dan meninggal pada 27 Juni 1876, tampil sebagai sosiolog wanita terkemuka yang sering dijuluki sebagai Ibu Pendiri.
Martineau dianggap sebagai sosiolog wanita pertama di dunia. Dia menulis “Society in America,” membahas posisi perempuan dalam masyarakat jauh sebelum gerakan feminis mendapat perhatian. Selain itu, Martineau memiliki peran penting dalam menerjemahkan karya-karya Auguste Comte ke dalam Bahasa Inggris.
W.E.B. Du Bois
William Edward Burghardt Du Bois, lahir pada 23 Februari 1868, dan meninggal pada 27 Agustus 1963, memiliki arti sebagai orang Afrika-Amerika pertama yang meraih gelar Ph.D. Meskipun menghadapi tantangan rasisme dan perbudakan, Du Bois berhasil meraih gelar doktor, sebuah pencapaian signifikan.
Du Bois fokus pada hubungan ras di Amerika Serikat, memberikan wawasan berharga tentang isu-isu rasisme. Kontribusinya memainkan peran dalam pengesahan The United States Civil Rights Act satu tahun setelah kematiannya.
Meskipun tokoh-tokoh ini tidak sepopuler pendiri sosiologi, kontribusi mereka sangat besar. Mengeksplorasi pemikiran mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang sosiologi.
Dalam konteks sosiologi Indonesia, tokoh-tokoh seperti Selo Soemardjan dan Soerjono Soekanto telah memberikan kontribusi yang signifikan. Eksplorasi terhadap tokoh-tokoh sosiologi dan teorinya memberikan gambaran tentang materi menarik yang akan dihadapi di Kelas 11 dan 12.